Begini Dna Mengisahkan Kita Perihal Asal Muasal Jeruk Limau
Sabtu, 18 November 2017
Edit
Semua jenis jeruk sanggup dilacak asal muasalnya di lereng gunung sebelah tenggara Himalaya, berdasarkan bukti DNA.
Menurut para ilmuwan internasional, pohon jeruk pertama muncul delapan juta tahun yang lalu, sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Pepohonan kuno tersebut kesannya mengalami proses panjang sampai munculnya banyak sekali jeruk di meja dapur kita, dari jeruk anggun sampai jeruk limau yang pahit.
Pohon jeruk termasuk pohon buah-buahan yang paling banyak dibudidayakan di seluruh dunia, tetapi selama ini sejarah asal muasalnya belum begitu jelas.
Untuk memahami lebih baik wacana asal mula pohon jeruk, para ilmuwan di Amerika Serikat dan Spanyol menganalisis genom lebih dari 50 varietas jeruk, dari jeruk mandarin Tiongkok sampai jeruk Seville.
Penelitian tersebut, yang dipublikasikan di jurnal Nature, mendapati bahwa pohon jeruk modern diturunkan dari beberapa spesies alami yang ditemukan di wilayah yang meliputi kawasan timur Assam, Myanmar utara, dan Yunnan barat.
Ketika terjadi perubahan iklim jutaan tahun silam, yang mengakibatkan animo hujan yang lebih sedikit dan cuaca yang lebih panas, tanaman ini berhasil menyebar dari Himalaya, dan sepanjang Asia Tenggara.
Dari situ, pohon jeruk terus menyebar ke seluruh dunia, termasuk Australia, sekitar empat juta tahun yang lampau.
Analisis memperlihatkan bahwa buah jeruk hari ini ialah hasil evolusi selama jutaan tahun, yang diikuti dengan ribuan tahun budidaya oleh manusia.
Peta genetik varietas jeruk yang berbeda, yang ditemukan hari ini, sanggup membantu para ilmuwan untuk menemukan buah mana yang sanggup bertahan dari hama, dan mungkin membuatkan varietas jeruk baru.
"Memahami keragaman spesies dan keterkaitan genetik ialah langkah pertama menuju pembiakan varietas jeruk baru, dengan rasa yang lebih disukai dan ketahanan terhadap penyakit," ujar kepala penelitian Guohong Albert Wu dari Departmen of Energy Joint Genome Institute Amerika Serikat.
Mengomentari penelitian tersebut, Dr. Ilia Leitch dari Jodrell Laboratory di Royal Botanic Gardens, Kew, menyampaikan bahwa penelitian tersebut sanggup menghasilkan buah jeruk yang rasanya lebih baik.
"Penelitian tersebut menyoroti bahwa buah yang selama kita nikmati tanpa banyak pertanya mempunyai sejarah yang kompleks, termasuk migrasi, perkawinan silang, dan pertukaran DNA antar populasi yang berbeda," ujarnya.
"Pemahaman yang jauh lebih baik akan membantu kita untuk menawarkan informasi pada aktivitas budidaya di masa depan, membantu biar hasil panen sanggup menghadapi tantangan ibarat perubahan iklim dan penyakit, serta karakteristik jenis jeruk yang disukai konsumen."
Catatan fosil wacana buah jeruk amat sedikit. Namun demikian, ada fosil daun jeruk yang ditemukan di barat daya Tiongkok yang berasal dari sekitar delapan juta tahun lampau agaknya mendukung data dari penelitian genetika.
sumber: bbc