Luar Biasa! Basil Ini Dapat Bertahan Hidup Di Gurun Pasir Terpanas Di Dunia



Mikroba bisa bertahan hidup, meskipun dalam gerak lambat, di tempat yang paling kering sekalipun di bumi, contohnya Gurun Atacama, Chili.

Suatu komunitas kuman yang besar lengan berkuasa ditemukan hidup di Gurun Atacama Chili - salah satu tempat paling kering dan tidak bisa dihuni di muka bumi. Sebagaimana dilansir oleh sciencemag, kuman tersebut bisa bertahan hidup tanpa air sampai selama satu dekade, berdasarkan suatu penelitian yang diadakan baru-baru ini. Karena tanah di lokasi yang panas ini seolah-olah dengan Mars, makhluk gurun pasir ini menjadikan impian bagi mereka yang mencari kehidupan di permukaan Planet Merah yang serupa ganasnya.
"Penelitian yang dilakukan tersebut benar-benar berhasil mengonfirmasi bahwa makhluk hidup tersebut sungguh-sungguh hidup di sana," ujar Julie Neilson, andal biologi lingkungan dari University of Arizona di Tucson, yang tidak mengikuti penelitian tersebut. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa Gurun Atacama mungkin tidak bisa dihuni manusia, tetapi merupakan ekosistem bagi organisme tersebut.

Gurun Atacame membentang sejauh 1000 kilometer sepanjang garis pantai Chile yang berbatasan dengan Samudera Pasifik. Curah hujan bisa mencapai hanya 8 milimeter per tahun. Presipitasi sangat kecil di sini, sehingga perbedaan cuaca sangatt kecil pula. Seiring berjalannya waktu, permukaan gurun membentuk lapisan garam yang mengeras, semakin tidak memungkinkan bagi adanya kehidupan. "Anda bisa mengemudi 100 kilometer tanpa menemukan apapun termasuk sebaris rerumputan," ujar Neilson. Meskipun ia dan beberapa ilmuwan lainnya pernah menemukan kuman di sana, banyak andal biologi yang beropini bahwa mikrob-mikroba tersebut tidak sepenuhnya tinggal di sana, tetapi tertiup angin ke sana dan kemudian mereka mati perlahan.

Akan tetapi, hal itu tidak bisa menghentikan Dirk Schulze-Makuch, andal astrobiologi dari Technical University of Berlin. Dia berkata, "Saya suka mengunjungi tempat yang kata orang tidak ada kehidupan di sana." "Kami tetapkan untuk memakai pendekatan senapan berburu dan melaksanakan semua pendekatan (analitik) gres pada segala sesuatu yang mungkin hidup di sana - jamur, bakteri, virus."

Dia dan timnya mengumpulkan sampel dari delapan tempat di Atacama - mulai pantai ke timur sampai tempat yang paling kering selama lebih dari 3 tahun. Mula-mula mereka mengumpulkan materi sebulan sehabis hujan di tahun 2015, kemudian mengikutinya dengan pengumpulan data tahunan di tempat yang sama di tahun 2016 dan 2017. Mereka mengurutkan semua salinan gen yang diketahui untuk membedakan spesies-spesies mikroba untuk memilih apa yang ada di dalam sampel tersbeut, termasuk melaksanakan pemulihan genom tertentu sepenuhnya. Para peneliti juga melaksanakan pengujian untuk  memilih proporsi DNA yang berasal dari sel yang utuh dan hidup. Di tahap akhir, mereka menilai jumlah acara seluler, adenosin trifosfat (ATP), molekul yang mendayai acara ini; dan juga hasil sampingan termasuk asam lemak dan blok bangunan proten - yang dihasilkan dari acara untuk mencari bukti embel-embel adanya kehidupan.

Sampel dari tepian pantai mengandung mikroba yang jumlahnya paling banyak dan beragam, tetapi di tahun 2015, ada gejala kehidupan di tempat yang paling kering. Hal ini dilaporkan oleh Schulze-Makuch dan para koleganya di Proceedings of the National Academy of Sciences. "Setelah kejadian hujan, terjadi peningkatan acara dan sel-selnya melaksanakan pembelahan diri," ujar Neilson.

Secara keseluruhan, tepian pantai terbukti merupakan area yang paling ramah baik pada tahun-tahun hujan maupun kemarau. Secara umum, jumlah ATP-nya 1000 kali lebih besar daripada lokasi-lokasi pedalaman dan jumlah produk turunan mengikuti tren yang sama, kata tim dalam laporannya. Genomnya juga memperlihatkan bahwa setidaknya sejumlah kecil kuman melaksanakan reproduksi di tempat tepian pantai dan mungkin di tempat lain.

Selama 2 tahun berturut-turut, yang sebagian besarnya kering, jumlah itu menurun di mana-mana, terutama di tempat yang lebih kering. Di tahun 2017, gejala kehidupan sesungguhnya sudah menghilang di hampir semua tempat, dengan DNA yang utuh 100.000 kali lebih rendah di tempat yang paling kering. Akan tetapi, sejumlah kuman bisa bertahan 25 sentimeter di bawah tanah, catat Schulze-Makuch.

Dalam survei yang mereka lakukan, para peneliti hanya mengidentifikasi kuman yang DNA-nya serupa dengan DNA yang sudah ada di database mikrobial. Artinya, yang mereka temukan di Atacama sudah dikenali pada titik tertentu. Sepanjang tahun yang kering, kuman sepanjang tempat pantai mirip komunitas mikroba yang umum ditemukan di tanah berpasir. DNA dari area yang lebih kering sebagian besar yaitu milik kuman yang ditemukan di gurun yang sangat kering atau dataran garam. Kemungkinan mereka akan bertahan hidup sebagai spora atau sel yang hampir tidak berfungsi sama sekali.

Kemampuan banyak sekali organisme ini untuk dormansi secara terang memperlihatkan impian pada Neilson dan Schulze-Makuch bahwa sejumlah kecil kuman melaksanakan hal yang sama di Mars, mungkin dipicu oleh hujan salju malam hari yang menurutnya terjadi di sana. Dengan demikian, ujarnya, Gurun Atacama "bisa berperan sebagai model hidup untuk Mars."

gambar: Chris Stenger/Minden Pictures

Perhatian! Dengan mengklik tombol download berarti anda setuju dengan Syarat dan Ketentuan. Anda menemukan Link Download Rusak? Segera Lapor Disini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel