Mengapa Katak Beracun Tidak Keracunan Racunnya Sendiri?
Selasa, 27 Agustus 2019
Edit
Para ilmuwan telah mengungkapkan bahwa katak panah dapat memproduksi dan menyimpan sejumlah besar neurotoksin tanpa harus terkena racunnya sendiri.
Katak panah Kolombia, Phyllobates terribilis, menyimpan batrachotoxin (BTX) pada kulitnya. Kuantitas BTX yang disimpannya itu dapat membunuh lebih dari 20.000 tikus. Racun tersebut akan merusak kegiatan saraf dengan menyumbat jalan masuk natrium selama beberapa menit dalam satu waktu, mengakibatkan kejang otot, gangguan jantung, dan kematian. Para pemburu pribumi Amerika Selatan, menciptakan senjata tiup dengan melumurkan BTX pada panah.
Sho-Ya Wang, dari State University of New York di Albany, AS. Wang dan koleganya memutasikan lima asam amino pada jalan masuk natrium otot tikus, secara sendiri-sendiri maupun kombinasi, tetapi hanya menemukan satu mutasi tunggal - mengubah residu asparagina menjadi treonina - menghasilkan ketahanan terhadap racun tanpa mengubah sifat gerbang pada saluran. Perubahan ini dapat dicapai dengan menukar posisi pasangan basa tunggal di penulisan instruksi urutan DNA.
"Sepertinya residu asparagina orisinil yakni bab penting akseptor BTX dan dapat menjadi lokasi sasaran yang potensial untuk terapi rasa nyeri baru," ujar Wang. Dia menambahkan bahwa masih belum terang mengapa menukar asparagina ke treonina dapat mengubah pengikatan BTX secara drastis.
"Saluran natrium yang digerbangi dengan voltase sangat menarik dalam perspektif medis, kesehatan masyarakat, dan pertanian," berdasarkan hebat biologi evolusi Rebecca Tarvin, yang merupakan bab laboratorium Cannatella. "Mutasi gen pada protein ini dapat menghasilkan bermacam-macam penyakit, jadi memahami tipe mutasi yang terjadi secara alami dan konsekuensinya dapat meningkatkan terapi obat tertarget.
sumber: chemistryworld.com