Memuji Anak Dengan Menyampaikan Kau Pintar Dapat Menciptakan Mereka Curang




Tidak sulit memuji anak atas beberapa hal. Ketika anak wanita kecil saya menggunakan pakaian yang indah, sehingga tiap kali kami keluar rumah orang akan berkata betapa cantiknya mereka. Saya tahu tujuan mereka baik, tetapi kebanggaan yang berlebihan akan pakaian dan penampilan bakal memperlihatkan pesan yang seharusnya tidak perlu diterima oleh anak berusia 2 sampai 4 tahun. Atau mungkin anak berusia berapapun.

Kata-kata yang keluar dari ekspresi kita, secara santai dan tanpa banyak berpikir, sanggup sangat besar lengan berkuasa pada pandangan anak terhadap diri mereka dan sikap mereka. Hal itu sangat terperinci dari dua penelitian yang dilakukan pada bawah umur yang dipuji "kamu pintar".

Penelitian tersebut dilakukan di Tiongkok pada anak berusia 3 dan 5 tahun. Hasilnya memperlihatkan bahwa memberitahu anak bahwa mereka cerdas, atau bahwa orang menganggap mereka pintar, menciptakan bawah umur tersebut lebih mungkin untuk curang dikala bermain.



Di penelitian pertama, yang diterbitkan bulan September 2017 di Pshychological Science, 150 anak usia 3 tahun dan 150 anak usia 5 tahun diajak bermain menebak kartu. Pelaku eksperimen menyembunyikan suatu kartu di balik penghalang dan bawah umur harus menebak apakah angka pada kartu lebih besar atau lebih kecil dari enam. Di beberapa putaran awal permainan, peneliti menyampaikan pada anak-anak, "Kamu sungguh pintar." Yang lain diberitahu, "Kamu bermain sangat baik kali ini." Sementara yang lain tidak dipuji sama sekali.

Tepat sebelum bawah umur menebak kartu terakhir di permainan, penguji meninggalkan ruangan, tetapi sebelumnya mengingatkan semoga mereka tidak curang. Anak-anak tersebut dipantau dengan kamera dikala mereka duduk sendiri.

Anak-anak yang dipuji sebagai anak pintar, lebih mungkin untuk mengintip. Baik dengan cara berjalan keliling ruangan atau membungkukkan tubuh ke penghalang. Hal ini tidak dilakukan oleh bawah umur di dua kelompok lainnya. Di antara bawah umur berusia 3 tahun yang menerima kebanggaan ("Kamu bermain sangat baik kali ini"), atau tidak dipuji sama sekali, 40 persen di antaranya berbuat curang. Tetapi jumlah anak yang curang naik sampai 60 persen di antara bawah umur 3 tahun yang dipuji sebagai anak pintar. Rasio serupa, dengan jumlah sedikit lebih rendah, didapati pada anak usia 5 tahunan.

Di penelitian lainnya, yang diterbitkan Juli 2017 di Developmental Science, kelompok peneliti yang sama menguji apakah dikenal sebagai anak cerdik akan berdampak pada sikap curang. Di awal penelitian, permainan kartu yang serupa dimainkan dengan bawah umur Tiongkok berusia 3 dan 5 tahunan. Para peneliti menyampaikan kepada beberapa di antara bawah umur tersebut bahwa mereka populer pintar. Anak-anak lainnya menyampaikan bahwa mereka populer menjaga kebersihan, sedangkan kelompok ketiga tidak diberitahu apapun perihal reputasinya. Fenomena yang sama terjadi di sini, bawah umur yang diberitahu bahwa mereka populer cerdik lebih mungkin untuk mengintip kartu dibandingkan bawah umur lainnya.

Anak-anak yang curang mungkin mencicipi lebih banyak tantangan untuk mempertahankan reputasi pintarnya, dan tekanan tersebut mendorong mereka untuk melaksanakan sesuatu demi mencapai kemenangan, ungkap peneliti Gail Heyman. Heyman ialah psikolog di University of California, San Diego dan pengajar terbang di Zhejiang Normal University, Jinhua, Tiongkok. Hal lain yang mungkin berpengaruh, berdasarkan Heyman, "...adalah semacam perasaan superioritas dalam diri mereka sehingga mereka berpikir sanggup lebih tinggi dari hukum yang ada."

Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa memuji bawah umur atas kepintarannya, sanggup berbalik negatif: motivasi dan kinerjanya akan terpengaruh.



Heyman terkejut alasannya anak kecil berusia 3 tahun mengubah perilakunya alasannya komentar para peneliti. "Saya sempat berpikir bahwa menguji bawah umur di usia sekecil itu kurang bermaanfaat, alasannya pemahaman mereka perihal cerdik masih samar," ujar Heyman. Akan tetapi, terbukti bahwa kata-kata mempunyai kekuatan tersendiri, bahkan bagi bawah umur kecil.

 Hasil penelitian tersebut, dan juga beberapa penelitian lainnya, memperlihatkan bahwa orang bau tanah sebaiknya membatasi diri menyampaikan pada bawah umur bahwa mereka sangat pintar. Heyman menyarankan untuk memuji secara spesifik: "Kamu melaksanakan pekerjaan ini dengan baik" atau "Ibu suka cara kau menuntaskan masalah." Termasuk juga kebanggaan yang berfokus pada proses, contohnya "Bagaimana kau sanggup melaksanakan itu?" dan "Kamu bahagia 'kan, berhasil menuntaskan problem sulit menyerupai itu?"

Tidak realistis untuk mengekspektasikan orang bau tanah - dan siapa saja yang berafiliasi dengan bawah umur - untuk selalu memuji dengan "benar". Tetapi, saya sungguh berpikir bahwa memperhatikan cara kita berbicara dengan bawah umur , dan apa yang kita ingin mereka pelajari perihal diri mereka sendiri. Penelitian ini ialah pengingat yang baik bagi saya sendiri bahwa komentar siapapun pada anak-anak, mempunyai arti yang lebih bagi mereka dibandingkan yang saya ketahui.

sumber: sciencenews

Perhatian! Dengan mengklik tombol download berarti anda setuju dengan Syarat dan Ketentuan. Anda menemukan Link Download Rusak? Segera Lapor Disini

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel